| Lanjutan sian bagian I 1.3. Limbong Mulana
Limbong Mulana adalah putra ketiga dari Guru Tatea Bulan, Keturunannya bermarga Limbong yang mempunyai dua orang putra, yaitu : 1. Palu Onggang, dan 2. Langgat Limbong. Putra dari Langgat Limbong ada tiga orang yaitu : 1. Tetap memakai marga induk, yaitu Limbong, 2. Bermarga Sihole, dan 3. Bermarga Habeahan.
1.4. Sagala Raja Putra keempat dari Guru Tatea Bulan. Sampai sekarang keturunannya tetap memakai marga Sagala.
1.5. Silau Raja Silau Raja adalah putra kelima dari Guru Tatea Bulan yang mempunyai empat orang putra, yaitu: 1. Malau, 2. Manik, 3. Ambarita dan 4. Gurning. Khusus sejarah atau tarombo Ambarita Raja atau Ambarita, memiliki dua putra: - Ambarita Lumban Pea
- Ambarita Lumban Pining
Lumban Pea memiliki dua anak laki-laki yaitu : - Ompu Mangomborlan
- Ompu Bona Nihuta
Berhubung Ompu Mangomborlan tidak memiliki anak/keturunan laki-laki, maka Ambarita paling sulung hingga kini adalah turunan Ompu Bona Nihuta, yang memiliki anak laki-laki tunggal yakni Op Suhut Ni Huta. Op Suhut Nihuta juga memiliki anak laki-laki tunggal Op. Tondol Nihuta. Keturunan Op Tondol Nihuta ada empat laki-laki: - Op. Martua Boni Raja (atau Op Mamontang Laut).
- Op Raja Marihot.
- Op Marhajang.
- Op Rajani Umbul.
Selanjutnya di bawah ini hanya dapat meneruskan tarombo dari Op. Mamontang Laut
(karena keterbatasan data. Op Mamontang Laut menyeberang dari Ambarita
di Kabupaten Toba Samosir saat ini ke Sihaporas, Kecamatan Pematang
Sidamanik, Kabupaten Simalungun. Hingga tahun 2008 ini, keturunan Op
Mamontang laut sudah generasi kedelapan). Op Mamontang Laut semula menikahi Boru Sinaga dari Parapat. Setelah sekian tahun berumah tangga, mereka tidak dikaruniai keturunan, lalu kemudian menikah lagi pada boru Sitio dari Simanindo Samosir. Dari perkawinan kedua, lahir tiga anak laki-laki yaitu : Op. Sohailoan menikahi Boru Sinaga bermukim di Sihaporas Aek Batu dan Op. Jaipul menikahi Boru Sinaga bermukin di Sihaporas Bolon.
2. RAJA ISOMBAON 2.1. Tuan Sorimangaraja Tuan Sorimangaraja adalah putra pertama dari Raja Isombaon.
Dari ketiga putra Raja Isombaon dialah satu-satunya yang tinggal di
Pusuk Buhit (di Tanah Batak). Istrinya ada 3 orang yaitu : 1. Si Boru Anting Malela (Nai Rasaon), putri dari Guru Tatea Bulan. Si Boru Anting Malela melahirkan putra yang bernama Tuan Sorba Djulu (Ompu Raja Nabolon), gelar Nai Ambaton. 2. Si Boru Biding Laut (nai ambaton), juga putri dari Guru Tatea Bulan. Si Boru Biding Laut melahirkan putra yang bernama Tuan Sorba Jae (Raja Mangarerak), gelar Nai Rasaon. 3. Si Boru Sanggul Baomasan (nai suanon). Si Boru Sanggul Haomasan melahirkan putra yang bernama Tuan Sorbadibanua, gelar Nai Suanon.
2.1.1. Nai Ambaton (Tuan Sorba Djulu/Ompu Raja Nabolon) Nama (gelar) putra sulung Tuan Sorimangaraja lahir dari istri pertamanya yang bernama Nai Ambaton. Nama sebenarnya adalah Ompu Raja Nabolon, tetapi sampai sekarang keturunannya bermarga Nai Ambaton menurut nama ibu leluhurnya. Nai Ambaton mempunyai empat orang putra, yaitu: 1. Simbolon Tua, keturunannya bermarga Simbolon, lahirlah marga : - Tinambunan, - Tumanggor, - Maharaja, - Turutan, - Nahampun, - Pinayungan, - Juga marga-marga Berampu dan Pasi. 2. Tamba Tua, keturunannya bermarga Tamba, lahirlah marga : - Siallagan, - Tomok, - Sidabutar, - Sijabat, - Gusar, - Siadari, - Sidabolak, - Rumahorbo, - Napitu. 3. Saragi Tua, keturunannya bermarga Saragi, lahirlah marga : - Simalango, - Saing, - Simarmata, - Nadeak, - Sidabungke. 4. Munte Tua, keturunannya bermarga Munte (Munte, Nai Munte, atau Dalimunte), lahirlah marga : - Sitanggang, - Manihuruk, - Sidauruk, - Turnip, - Sitio, - Sigalingging.
"Walaupun keturunan Nai Ambaton sudah terdiri dari berpuluih-puluh marga
dan sampai sekarang sudah lebih dari 20 sundut (generasi), mereka masih
mempertahankan Ruhut Bongbong, yaitu peraturan yang melarang perkawinan
antarsesama marga keturunan Nai Ambaton”.
2.1.2. Nai Rasaon (Raja Mangarerak) Nama (gelar) putra kedua dari Tuan Sorimangaraja, lahir dari istri kedua tuan Sorimangaraja yang bernama "Nai Rasaon”. "Nama
sebenarnya ialah Raja Mangarerak, tetapi hingga sekarang semua
keturunan Raja Mangarerak lebih sering dinamai orang Nai Rasaon”. Raja Mangarerak atau Nai Rasaon mempunyai dua orang putra, yaitu Raja Mardopang dan Raja Mangatur. Ada empat marga pokok dari keturunan Raja Mangarerak: 1. Raja Mardopang Menurut nama ketiga putranya, lahir marga-marga Sitorus, Sirait, dan Butar-butar. 2. Raja Mangatur Menurut nama putranya, Toga Manurung, lahir marga Manurung. Marga pane adalah marga cabang dari sitorus.
2.1.3. Nai Suanon (Tuan Sorbadibanua) Nama (gelar) putra ketiga dari Tuan Sorimangaraja, lahir dari istri ketiga Tuan Sorimangaraja yang bernama Nai Suanon. "Nama sebenarnya ialah Tuan Sorbadibanua, dan di kalangan keturunannya lebih sering dinamai Tuan Sorbadibanua”. Tuan Sorbadibanua, mempunyai dua orang istri dan memperoleh 8 orang putra. Dari istri pertama (putri Sariburaja): 1. Si Bagot Ni Pohan, keturunannya bermarga Pohan, melahirkan marga- marga cabang berikut: 1. Tampubolon, Barimbing, Silaen. 2. Siahaan, Simanjuntak, Hutagaol, Nasution. 3. Panjaitan, Siagian, Silitonga, Sianipar, Pardosi. 4. Simangunsong, Marpaung, Napitupulu, Pardede. 2. Si Paet Tua, melahirkan marga-marga cabang berikut : 1. Hutahaean, Hutajulu, Aruan. 2. Sibarani, Sibuea, Sarumpaet. 3. Pangaribuan, Hutapea. 3. Si Lahi Sabungan, keturunannya bermarga Silalahi, melahirkan marga-marga cabang berikut: 1. Sihaloho. 2. Situngkir, Sipangkar, Sipayung. 3. Sirumasondi, Rumasingap, Depari. 4. Sidabutar. Sinabutar (atas koreksian @Soeguest dan @Binsar Sitio) 5. Sidabariba, Solia. 6. Sidebang, Boliala. 7. Pintubatu, Sigiro. 8. Tambun (Tambunan), Doloksaribu, Sinurat, Naiborhu, Nadapdap, Pagaraji, Sunge, Baruara, Lumban Pea, Lumban Gaol. 4. Si Raja Oloan, melahirkan marga dan marga cabang berikut : 1. Naibaho, Ujung, Bintang, Manik, Angkat, Hutadiri, Sinamo, Capa. 2. Sihotang, Hasugian, Mataniari, Lingga. 3. Bangkara. 4. Sinambela, Dairi. 5. Sihite, Sileang. 6. Simanullang. 5. Si Raja Huta Lima, melahirkan marga dan marga cabang berikut: 1. Maha. 2. Sambo. 3. Pardosi, Sembiring Meliala. Dari istri kedua (Boru Sibasopaet, putri Mojopahit) : 1. Si Raja Sumba, melahirkan marga dan marga cabang berikut: 1. Simamora, Rambe, Purba, Manalu, Debataraja, Girsang, Tambak, Siboro. 2. Sihombing, Silaban, Lumban Toruan, Nababan, Hutasoit, Sitindaon, Binjori. 2. Si Raja Sobu, melahirkan marga dan marga cabang berikut: Sitompul, Hasibuan, Hutabarat, Panggabean, Hutagalung, Hutatoruan, Simorangkir, Hutapea, Lumban Tobing, Mismis. 3. Toga Naipospos, keturunannya bermarga Naipospos, melahirkan marga dan marga cabang berikut: Marbun, Lumban Batu, Banjarnahor, Lumban Gaol, Meha, Mungkur, Saraan, Sibagariang, Hutauruk, Simanungkalit, Situmeang, Sihotang. Keluarga
Tuan Sorbadibanua bermukim di Lobu Parserahan – Balige. Pada suatu
ketika, terjadi peristiwa yang unik dalam keluarga tersebut. Atas
ramalan atau anjuran seorang datu, Tuan Sorbadibanua menyuruh kedelapan
putranya bermain perang-perangan. Tanpa sengaja, mata Si Raja huta lima
terkena oleh lembing Si Raja Sobu. Hal tersebut mengakibatkan emosi
kedua istrinya beserta putra-putra mereka masing-masing, yang tak dapat
lagi diatasi oleh Tuan Sorbadibanua. Akibatnya, istri keduanya bersama
putra-putranya yang tiga orang pindah ke Lobu Gala-gala di kaki Gunung
Dolok Tolong sebelah barat. Keturunana Tuan Sorbadibanua berkembang dengan pesat, yang melahirkan lebih dari 100 marga hingga dewasa ini.
(Disadur dari buku "Kamus Budaya Batak Toba” karangan M.A. Marbun dan I.M.T. Hutapea, terbitan Balai Pustaka, Jakarta, 1987)
| |