INFO SEPUTAR TATA PERNIKAHAN ADAT BATAK
- Urutan pra sampai pasca nikah adat batak
- Urutan acara Pesta Pernikahan Batak
Untuk membantu mengerti sedikit
mengenai tata cata pernikahan adat, dan atas ide dari salah satu clent
kami, maka dalam dokumentasi video, kami memberikan subtitle dalam
setiap event adat pesta batak yang kami liput.
Tujuannya untuk membantu para
client kami sedikit lebih mengerti mengenai pernikahan adat batak yang
mereka jalani, bukan cuma untuk membantu mengerti adat batak saja, kami
juga memberikan video yang artistik, touching, modern. ringkas, padat
dan menarik.
Berikut sedikit ulasan mengenai urut-urutan pra sampai pasca pernikahan adat Na Gok :
1. Mangarisika..
Adalah kunjungan utusan pria yang tidak resmi ke tempat wanita
dalam rangka penjajakan. Jika pintu terbuka untuk mengadakan peminangan
maka pihak orang tua pria memberikan tanda mau (tanda holong dan pihak
wanita memberi tanda mata). Jenis barang-barang pemberian itu dapat
berupa kain, cincin emas, dan lain-lain.
2. Marhori-hori Dinding/marhusip..
Pembicaraan antara kedua belah pihak yang melamar dan yang
dilamar, terbatas dalam hubungan kerabat terdekat dan belum diketahui
oleh umum.
3. Marhata Sinamot..
Pihak kerabat pria (dalam jumlah yang terbatas) datang oada
kerabat wanita untuk melakukan marhata sinamot, membicarakan masalah
uang jujur (tuhor).
4. Pudun Sauta..
Pihak kerabat pria tanpa hula-hula mengantarkan wadah sumpit
berisi nasi dan lauk pauknya (ternak yang sudah disembelih) yang
diterima oleh pihak parboru dan setelah makan bersama dilanjutkan
dengan pembagian Jambar Juhut (daging) kepada anggota kerabat, yang
terdiri dari :
- Kerabat marga ibu (hula-hula)
- Kerabat marga ayah (dongan tubu)
- Anggota marga menantu (boru)
- Pengetuai (orang-orang tua)/pariban
- Diakhir kegiatan Pudun Saut maka
pihak keluarga wanita dan pria bersepakat menentukan waktu
Martumpol dan Pamasu-masuon.
5. Martumpol (baca : martuppol)
Penanda-tanganan persetujuan pernikahan oleh orang tua kedua
belah pihak atas rencana perkawinan anak-anak mereka dihadapan pejabat
gereja. Tata cara Partumpolon dilaksanakan oleh pejabat gereja sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Tindak lanjut Partumpolon adalah pejabat
gereja mewartakan rencana pernikahan dari kedua mempelai melalui warta
jemaat, yang di HKBP disebut dengan Tingting (baca : tikting).
Tingting ini harus dilakukan dua kali hari minggu berturut-turut.
Apabila setelah dua kali tingting tidak ada gugatan dari pihak lain
baru dapat dilanjutkan dengan pemberkatan nikah (pamasu-masuon).
6. Martonggo Raja atau Maria Raja.
Adalah suatu kegiatan pra pesta/acara yang bersifat seremonial
yang mutlak diselenggarakan oleh penyelenggara pesta/acara yang
bertujuan untuk :
Mempersiapkan kepentingan pesta/acara yang bersifat teknis dan non teknis
Pemberitahuan pada masyarakat bahwa pada waktu yang telah
ditentukan ada pesta/acara pernikahan dan berkenaan dengan itu agar
pihak lain tidak mengadakan pesta/acara dalam waktu yang bersamaan.
Memohon izin pada masyarakat sekitar terutama dongan sahuta
atau penggunaan fasilitas umum pada pesta yang telah direncanakan.
7. Manjalo Pasu-pasu Parbagason (Pemberkatan Pernikahan)
Pengesahan pernikahan kedua mempelai menurut tatacara gereja
(pemberkatan pernikahan oleh pejabat gereja). Setelah pemberkatan
pernikahan selesai maka kedua mempelai sudah sah sebagai suami-istri
menurut gereja. Setelah selesai seluruh acara pamasu-masuon, kedua
belah pihak yang turut serta dalam acara pamasu-masuon maupun yang
tidak pergi menuju tempat kediaman orang tua/kerabat orang tua wanita
untuk mengadakan pesta unjuk. Pesta unjuk oleh kerabat pria disebut
Pesta Mangalap parumaen (baca : parmaen)
8. Pesta Unjuk
Suatu acara perayaan yang bersifat sukacita atas pernikahan putra dan putri. Ciri pesta sukacita ialah berbagi jambar :
- Jambar yang dibagi-bagikan untuk kerabat parboru
adalah jambar juhut (daging) dan jambar uang (tuhor ni boru)
dibagi menurut peraturan.
- Jambar yang dibagi-bagikan bagi kerabat paranak
adalah dengke (baca : dekke) dan ulos yang dibagi menurut
peraturan. Pesta Unjuk ini diakhiri dengan membawa pulang
pengantin ke rumah paranak.
9. Mangihut di ampang (dialap jual)
Yaitu mempelai wanita dibawa ke tempat mempelai pria yang
dielu-elukan kerabat pria dengan mengiringi jual berisi makanan bertutup
ulos yang disediakan oleh pihak kerabat pria.
10. Ditaruhon Jual.
Jika pesta untuk pernikahan itu dilakukan di rumah mempelai
pria, maka mempelai wanita dibolehkan pulang ke tempat orang tuanya
untuk kemudian diantar lagi oleh para namborunya ke tempat namborunya.
Dalam hal ini paranak wajib memberikan upa manaru (upah mengantar),
sedang dalam dialap jual upa manaru tidak dikenal.
11. Paranak makan bersama di tempat kediaman si Pria (Daulat ni si Panganon)
- Setibanya pengantin wanita beserta rombongan di
rumah pengantin pria, maka diadakanlah acara makan bersama dengan
seluruh undangan yang masih berkenan ikut ke rumah pengantin pria.
- Makanan yang dimakan adalah makanan yang dibawa oleh pihak parboru
12. Paulak Unea..
- Setelah satu, tiga, lima atau tujuh hari si wanita
tinggal bersama dengan suaminya, maka paranak, minimum pengantin
pria bersama istrinya pergi ke rumah mertuanya untuk menyatakan
terima kasih atas berjalannya acara pernikahan dengan baik,
terutama keadaan baik pengantin wanita pada masa gadisnya (acara
ini lebih bersifat aspek hukum berkaitan dengan kesucian si wanita
sampai ia masuk di dalam pernikahan).
- Setelah selesai acara paulak une, paranak kembali ke kampung halamannya/rumahnya dan selanjutnya memulai hidup baru.
13. Manjahea.
Setelah beberapa lama pengantin pria dan wanita menjalani hidup
berumah tangga (kalau pria tersebut bukan anak bungsu), maka ia akan
dipajae, yaitu dipisah rumah (tempat tinggal) dan mata pencarian.
14. Maningkir Tangga (baca : manikkir tangga)
Beberapa lama setelah pengantin pria dan wanita berumah tangga
terutama setelah berdiri sendiri (rumah dan mata pencariannya telah
dipisah dari orang tua si laki-laki) maka datanglah berkunjung parboru
kepada paranak dengan maksud maningkir tangga (yang dimaksud dengan
tangga disini adalah rumah tangga pengantin baru). Dalam kunjungan ini
parboru juga membawa makanan (nasi dan lauk pauk, dengke sitio tio dan
dengke simundur-mundur. Selanjutna klik ma DISON molo manjaha na muse
|